ETIKA DALAM BISNIS
Carroll dan Buchollz (2005) dalam Rudito (2007:49) membagi tiga tingkatan
manajemen dilihat dari cara para pelaku bisnis dalam menerapkan etika dalam
bisnisnya :
Contoh : Pengusaha yang menggaji karyawannya dengan gaji di bawah upah minimum atau perusahaan yang meniru produk-produk perusahaan lain, atau perusahaan percetakan yang memperbanyak cetakannya melebihi kesepakatan dengan pemegang hak cipta, dan sebagainya
Contoh : Kasus Lapindo Brantas Inc. (LBI).
Contoh : Kasus enron & KAP Arthur Anderse. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar. Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard (perilaku jahat) : diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati para investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.
Source :
1.
Immoral Manajemen
Immoral manajemen merupakan tingkatan terendah
dari model manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis. Manajer
yang memiliki manajemen tipe ini pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan
apa yang dimaksud dengan moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun
bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya. Para pelaku bisnis yang
tergolong pada tipe ini, biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan dan
kelengahan-kelengahan dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan diri
sendiri, baik secara individu atau kelompok mereka. Kelompok manajemen ini
selalu menghindari diri dari yang disebut etika. Bahkan hukum dianggap sebagai
batu sandungan dalam menjalankanbisnisnya.
Contoh : Pengusaha yang menggaji karyawannya dengan gaji di bawah upah minimum atau perusahaan yang meniru produk-produk perusahaan lain, atau perusahaan percetakan yang memperbanyak cetakannya melebihi kesepakatan dengan pemegang hak cipta, dan sebagainya
2.
Amoral Manajemen
Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan
moralitas dalam manajemen adalah amoral manajemen. Berbeda dengan immoral
manajemen, manajer dengan tipe manajemen seperti ini sebenarnya bukan tidak
tahu sama sekali etika atau moralitas. Ada dua jenis lain manajemen tipe amoral
ini, yaitu Pertama, manajer yang tidak sengaja berbuat amoral (unintentional
amoral manager). Tipe ini adalah para manajer yang dianggap kurang peka, bahwa
dalam segala keputusan bisnis yang diperbuat sebenarnya langsung atau tidak
langsung akan memberikan efek pada pihak lain. Oleh karena itu, mereka akan
menjalankan bisnisnya tanpa memikirkan apakah aktivitas bisnisnya sudah
memiliki dimensi etika atau belum. Manajer tipe ini mungkin saja punya niat
baik, namun mereka tidak bisa melihat bahwa keputusan dan aktivitas bisnis
mereka apakah merugikan pihak lain atau tidak. Tipikal manajer seperti ini
biasanya lebih berorientasi hanya pada hukum yang berlaku, dan menjadikan hukum
sebagai pedoman dalam beraktivitas. Kedua, tipe manajer yang sengaja berbuat
amoral. Manajemen dengan pola ini sebenarnya memahami ada aturan dan etika yang
harus dijalankan, namun terkadang secara sengaja melanggar etika tersebut
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis mereka, misalnya ingin melakukan
efisiensi dan lain-lain. Namun manajer tipe ini terkadang berpandangan bahwa
etika hanya berlaku bagi kehidupan pribadi kita, tidak untuk bisnis. Mereka
percaya bahwa aktivitas bisnis berada di luar dari pertimbangan-pertimbangan
etika dan moralitas.
Contoh : Kasus Lapindo Brantas Inc. (LBI).
Akibat
kecerobohan yang dilakukan pihak manajemen LBI, hingga saat ini semburan lumpur
masih berlangsung hingga saat ini sehingga menggenangi ruas jalan dan pemukiman
penduduk.
Beberapa
prosedur yang dilanggar LBI antara lain :
LBI tidak
mengindahkan Surat Edaran Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
1462/20/DJP/1996, yaitu salah satu syarat pemberian Kuasa Pertambangan (KP)
eksplorasi atau eksploitasi, LBI selaku pemegang KP harus melakukan mekanisme
Pengumuman Setempat (PS) untuk melindungi kepentingan sosial rakyat setempat
dimana usaha pertambangan dilakukan.
Etika Bisnis
dan Profesi
LBI tidak
mengindahkan PP Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL.
LBI tidak
mengindahkan Pasal 33 ayat 1, Pasal 7 ayat 1.
LBI
sengaja melanggar prosdur utama sebagai standar operasional pengeboran minyak dan
gas. LBI sengaja tidak memasang selubung bor
3.
Moral Manajemen
Tingkatan tertinggi dari penerapan nilai-nilai
etika atau moralitas dalam bisnis adalah moral manajemen. Dalam moral
manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakkan pada level standar
tertinggi dari segala bentuk prilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer yang
termasuk dalam tipe ini hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku
namun juga terbiasa meletakkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya.
Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini menginginkan keuntungan dalam
bisnisnya, tapi hanya jika bisnis yang dijalankannya secara legal dan juga
tidak melanggar etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran,
dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku. Hukum bagi mereka dilihat
sebagai minimum etika yang harus mereka patuhi, sehingga aktifitas dan tujuan
bisnisnya akan diarahkan untuk melebihi dari apa yang disebut sebagai tuntutan
hukum. Manajer yang bermoral selalu melihat dan menggunakan prinsip-prinsip
etika seperti, keadilan, kebenaran, dan aturan-aturan emas (golden rule)
sebagai pedoman dalam segala keputusan bisnis yang diambilnya.
Contoh : Kasus enron & KAP Arthur Anderse. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar. Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard (perilaku jahat) : diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati para investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.
4.
Agama, Filosofi, Budaya dan Hukum
1.
Agama
Émile
Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci.
Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan
keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna
kesuciannya
2.
Filosofi
Disiplin ilmu yang berfokus pada pencarian
dasar-dasar serta penjelasan yang nyata (Chinn
& Krammer : 1991)
3.
Budaya
Soelaiman Soemardi & Selo Soemardjan menerangkan
bahwa suatu kebudayaan merupakan buah atau hasil karya cipta & rasa
masyarakat. Suatu kebudayaan memang mempunyai hubungan yang amat erat dengan
perkembangan yang ada di masyarakat
Contoh
: Budaya Organisasi Google
Google
Inc. adalah sebuah
perusahaan multinasional Amerika Serikat yang berkekhususan
pada jasa dan produk Internet. Produk-produk tersebut meliputi teknologi pencarian, komputasi web,
perangkat
lunak, dan periklanan daring. Sebagian besar labanya berasal dari AdWords.
Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin saat masih mahasiswa Ph.D. di Universitas
Stanford. Mereka
berdua memegang 16 persen saham perusahaan. Mereka menjadikan Google sebagai
perusahaan swasta pada tanggal 4 September 1998. Pernyataan misinya adalah "mengumpulkan informasi dunia dan membuatnya dapat diakses
dan bermanfaat oleh semua orang",dan slogan tidak resminya adalah "Don't be evil". Pada tahun 2006,
kantor pusat Google pindah ke Mountain
View, California.
Sejak didirikan,
pertumbuhan perusahaan yang cepat telah menghasilkan berbagai produk, akuisisi, dan kerja sama di bidang mesin pencari inti Google. Perusahaan ini menawarkan perangkat lunak produktivitas daring (dalam jaringan), termasuk surat elektronik
(surel), paket aplikasi perkantoran, dan jejaring
sosial. Produk-produk
komputer mejanya meliputi aplikasi untuk menjelajah
web, mengatur dan menyunting foto,
dan pesan
instan. Perusahaan
ini memprakarsai pengembangan sistem operasi Android untuk telepon genggam dan Google Chrome OS untuk jajaran netbook Chromebook. Google
sudah beralih ke perangkat keras komunikasi. Mereka bekerja sama dengan
berbagai produsen elektronik besar untuk memproduksi perangkat Nexus-nya dan mengakuisisi Motorola Mobility pada Mei 2012. Tahun 2012,
infrastruktur serat optik dipasang di Kansas untuk memfasilitasi layanan Internet pita lebar Google Fiber.
Perusahaan ini
diperkirakan mengoperasikan lebih dari satu juta server di beberapa pusat data
di seluruh dunia dan memproses lebih dari satu miliar kueri pencarian dan
sekitar 24 petabita data buatan pengguna setiap harinya.
Pada bulan Desember 2012, Alexa menyebut google.com sebagai situs web paling banyak
dikunjungi di dunia. Situs-situs Google dalam bahasa lain masuk peringkat 100
teratas, sebagaimana halnya situs milik Google seperti YouTube dan Blogger. Google menempati peringkat kedua di
basis data ekuitas merek BrandZ.
Dominasi pasarnya menuai kritik
mengenai hak
cipta, penyensoran, dan privasi. Pada tahun 2014, Google juga mendapat penghargaaan dari
Business Insider sebagai perusahaan yang memiliki merk paling bernilai
Pada 10 Agustus 2015, Google melalui postingan blog, CEO
Google Larry
Page mengumumkan
pembentukan perusahan baru bernama Alphabet yang akan menjadi perusahaan induk mencakupi Google dan
usaha-usaha lain yang tak terlalu terkait erat dengan bisnis utama Google. Pada
restrukturisasi tersebut, Larry Page akan menjadi CEO perusahaan baru Alphabet. Sergey Brinn
menjabat sebagai President didampingi Erich Schmidt
sebagai Executive Chairman. Sedangkan, CEO Google akan dijabat oleh Sundar Pichai.
BUDAYA
PERUSAHAAN
Google dikenal dengan etos kerjanya yang
santai. Bulan Januari 2007, budaya Google tersebut dipelajari oleh Fortune Magazine
dan menempati urutan #1 (dari 100) perusahaan terbaik untuk bekerja. Budaya
bekerja santai Google dapat dilihat dari logo Google-nya yang
bervariasi pada hari-hari penting.
Google memperkerjakan orang-orang yang cerdas dan tekun, dan kami lebih
mengutamakan kemampuan di atas pengalaman. Meskipun Karyawan Google berbagi
tujuan dan visi yang sama untuk perusahaan, Google menerima semua orang dari
latar belakang yang berbeda dan dengan keragaman bahasa, yang mencerminkan pengguna global yang
kami layani. Di luar pekerjaan, Karyawan Google melakukan bermacam hobi, mulai
dari bersepeda hingga beternak lebah, mulai dari bermain frisbee hingga
berdansa foxtrot.
Google mempertahankan budaya terbuka, yang mana setiap orang merupakan
kontributor aktif dan merasa nyaman untuk berbagi ide serta opini. Dalam
pertemuan wajib mingguan (“TGIF”)—tidak termasuk yang lewat email atau di
kafe—para Karyawan Google mengajukan pertanyaan langsung kepada Larry, Sergey,
serta eksekutif lainnya mengenai masalah perusahaan, berapa pun banyaknya.
Kantor dirancang untuk mendorong interaksi antara Karyawan Google di dalam tim
dan antartim lainnya, serta untuk menghidupkan percakapan tentang pekerjaan serta
bermain.
4. Hukum
Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja;
Hukum adalah keseluruhan kaidah serta semua asas yang mengatur pergaulan hidup
dalam masyarakat dan bertujuan untuk memelihara ketertiban serta meliputi
berbagai lembaga dan proses guna mewujudkan berlakunya kaidah sebagai suatu
kenyataan dalam masyarakat.
5.
Leadership
William G. Scott (1962), Kepemimpinan ialah proses
mempengaruhi aktifitas yang diorganisir dalam suatu kelompok dalam usahanya
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Contoh : Chairul menyatakan bahwa generasi muda sudah seharusnya sabar, dan mau
menapaki tangga usaha satu persatu. Menurutnya membangun sebuah bisnis
tidak seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran,
dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan
seketika, karena dalam dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci
utama dalam mencuri hati pasar.
6.
Strategi dan Perfomasi
Pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan,
perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah
untuk kreatif dalam menghadapi tingginya tingkat persaingan yang membuat
perusahaannya mencapai tujuan perusahaan terutama dari sisi keuangan tanpa
harus menodai aktivitas bisnisnya berbagai kompromi etika. Sebuah perusahaan
yang jelek akan memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang ingin
dicapai perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena keseluruhan strategi
perusahaan yang disebut excellence harus bisa melaksanakan seluruh
kebijakan-kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang
jujur.
Contoh :
PT. KOJO adalah perusahaan yang bergerak dibidang
property migas yang beroperasi di wilayah Kalimantan Timur dan Riau, Klien PT
KOJO terdiri dari para kontraktor Migas seperti Schlumberger, Haliburton, BJ
Service, EMI dll. PT. KOJO menerapkan Performance Management system dengan pola
2 kaki yaitu management by Objective dengan mengimplementasikan Balanced
Scorecard dan Management by values melalui competency model. KOJO mencoba menyeimbangkan orientasi hasil
dan orientasi proses, mencoba membangun system pengukuran kinerja serta
membangun juga budaya perusahaan yang mantap dan dapat dianut oleh seluruh
stakeholders.
Lebih jauh lagi dalam implementasinya, KOJO juga focus
dalam menciptakan tenaga kerja yang professional dengan menggunakan system pengukuran
balanced scorecard. Melalui balanced scorecard setiap departemen harus terlibat
dalam menunjang rencana strategis perusahaan.
Dalam tataran operasionalnya keseluruhan sasaran strategis akan diturunkan
kedalam sasaran strategis departemen (cascading) dan masing-masing diberikan
Key Performance Indicator untuk mengukurnya.
7.
Karakter Individu
Menurut
James (2004 : 87) “karakteristik individu adalah minat, sikap
dan kebutuhan yang dibawa seseorang didalam situasi kerja.” Minat adalah
sikap yang membuat seseorang senang akan obyek kecenderungan atau ide-ide
tertentu. Hal ini diikuti dengan perasaan senang dan kecenderungan untuk
mencari obyek yang disenangi itu. Minat mempunyai kontribusi terbesar
dalam pencapaian tujuan perusahaan, betapapun sempurnanya rencana
organisasi dan pengawasan serta penelitiannya. Bila karyawan tidak dapat
menjalankan tugasnya dengan minat gembira maka suatu perusahaan tidak akan
mencapai hasil yang semestinya dapat dicapai.
Contoh :
Dalam sebuah perusahaan, mengalami perdebatan karena perbedaan pendapat antara karyawan dengan karyawan lain, mereka mencoba memberikan argumentasi mereka, atas produk yang akan di jual oleh perusahaan.
Dalam sebuah perusahaan, mengalami perdebatan karena perbedaan pendapat antara karyawan dengan karyawan lain, mereka mencoba memberikan argumentasi mereka, atas produk yang akan di jual oleh perusahaan.
8. Budaya Organisasi
Menurut
Susanto adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk
menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam
perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai
yang ada dan sebagaimana mereka harus bertingkah laku atau berperilaku.
Contoh :
Contoh :
Ketika masuk
dalam sebuah bank, misalnya, satpam bank selalu membukakan pintu untuk
pengunjung dan selalu mengucapkan salam, seperti selamat pagi ibu…selamat sore
pak…sambil menundukkan badannya, dan nilai-nilai sebagiannya. Ini juga budaya
perusahaan, yang dijadikan kebiasaan sehari-hari perusahaan.
Source :
https://sitinovianti.wordpress.com/2015/10/24/model-etika-dalam-bisnis-sumber-nilai-etika-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-etika-manajerial/
Komentar
Posting Komentar